Senin, 13 Juli 2015

Sepak Terjang Mahasiswa Tidore di Jakarta


Doc Fomatika : Kongres Ke II dan Seminar Nasional Fomatika Jakarta, Februari 2010.

Menghitung mundur awal sepak terjang mahasiswa asal Tidore yang kuliah di Jakarta tidaklah mudah. Butuh akurasi waktu dan tempat guna mengangkat hal tersebut, atau paling tidak memperoleh informasi lebih jauh kita perlu mendata kampus satu per satu yang ada di Jakarta. Sebagian besar kita sempat mendengar nama Muhammad Nuku Soleiman. Namun jika berbicara Tidore lalu dikaitkan dengan sosok yang satu ini, maka kita akan terbatas pada asal-usul keluarganya. Nuku Soleiman memang berasal dari Tidore, akan tetapi ia menghabiskan pendidikannya mulai SD hingga perguruan tinggi di Jakarta. Informasi tentang apa yang Nuku Soleiman lakukan untuk Tidore tidak kita dapatkan sama sekali. Pengabdian ia curahkan sepenuhnya untuk negara.
 Awal yang baik tentang sepak terjang mahasiswa Tidore di Jakarta dimulai pada tahun 2003, dimana beberapa mahasiswa Tidore membentuk suatu organisasi paguyuban yang diberi nama Forum Mahasiswa Tidore Kepulauan (Fomatika). Pembentukan organisasi ini bisa dikatakan tepat karena luasnya ibukota membutuhkan suatu organisasi yang menjadi wadah perkumpulan mahasiswa Tidore yang tersebar luas di wilayah Jakarta. Fomatika adalah organisasi persaudaraan, kekerabatan, dan menjadi pusat perkumpulan ide untuk Tidore. Hal tersebutlah yang menjadi alasan mengapa Fomatika menjadi awal sepak terjang mahasiswa Tidore di Jakarta. Kali ini Sintesa akan sedikit mengulas Fomatika, mulai dari berdirinya hingga saat ini.

Sejarah Singkat Fomatika Jakarta

Fomatika Jakarta dibentuk pada tanggal 10 Juli 2003. Berdirinya Fomatika digagas oleh beberapa mahasiswa Tidore yang berkuliah di Universitas Nasional Jakarta. Para penggagas ini antara lain Zakaria Kalfangare, Mochdar Soleman, Kamarudin Salim, Mustari Soleman, Soleman Sangadji, dan Muhlis. Berangkat dari kesadaran tentang pentingnya berorganisasi dan membentuk organisasi paguyuban khusus mahasiswa Tidore, maka para pendiri tersebut berdiskusi dan bersepakat untuk mendirikan organisasi yang awalnya diberi nama Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Halmahera Tengah (Hipma Halteng). Dari titik tolak ini, mereka bersepakat menunjuk Manan sebagai koordinator guna mengkonsolidasi dan menghimpun mahasiswa asal Tidore lainnya.

Seiring berjalannya waktu, konsolidasi yang mereka lakukan berjalan cukup baik. Beberapa mahasiswa bisa mereka himpun. Maka pada itu, organisasi tersebut berjalan dengan kaidah dan norma organisasi yang jelas. Persiapan menuju arah organisasi yang lebih jelas mereka tunjukkan dengan mengangkat ketua umum pertama yaitu, Kamarudin Salaim pada tahun 2004. Pada saat itu, kepengerusan organisasi lebih mengutamakan untuk mencari gedung sekretariat dan sekaligus menjadi tempat berkumpul seluruh mahasiswa Tidore. Sekretariat juga menjadi tempat pertama asrama Mahasiswa Tidore Jakarta, berlokasi di Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Alasan memilih Jakarta Selatan adalah karena kebanyakan mahasiswa berada di sana. Kebanyakan mahasiswa berkuliah di Universitas Nasional, Universitas Pancasila, STIA Yapan, sekaligus Tanjung Barat merupakan lokasi tepat karena berdekatan dengan mahasiswa yang tinggal di Depok, Jawa Barat.


Doc Fomatika : Silaturahmi dengan toko Maluku Utara-Jakarta Bapak Zainal Soleman di Asrama Mahasiswa Tidore di Jakarta (juli 2011)
Fomatika dibawah kepemimpinan Mochdar Soleman kemudian diganti pada tahun 2006. Fomatika Jakarta masa kepengerusuan Mochdar Soleman dapat dikatakan lebih memperluas basis gerakan dengan membangun tali silaturrahim dengan organisasi paguyuban dari Maluku Utara lainnya. Selain itu, kepemimpinan Mochdar Soleman lebih memperhatikan aspek pengkaderan demi keberlangsungan organisasi kedepannya. Masa kepengurusan Mochdar Soleman berjalan cukup lama, yakni dari tahun 2006 hingga 2010. 

Masa yang begitu lama tidak serta merta membuat Fomatika kemudian mati suri. Pada masa inilah Fomatika telah menghimpun hampir seluruh mahasiswa Tidore yang kuliah di Jakarta. Akhirnya, pada tahun 2010 kongres II Fomatika Jakarta diadakan, dan naik Ansar Muhammad sebagai ketua umum terpilih menggantikan Kamarudin Salim. Ansar Muhammad adalah mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta. Pasca kongres II dan kemudian melahirkan kepengerusan baru dianggap sebagai fase kebangkitan Fomatika Jakarta. Setelahnya lebih banyak diadakan program kemahasiswaan yang mengangkat nama Fomatika Jakarta.

Kepemimpinan Ansar Muhammad yang dimulai pada tahun 2010 telah melahirkan beberapa prestasi. Antara lain, pengadaan Asrama Mahasiswa Tidore setiap tahun. Walau pengadaan asrama mendapat kucuran dana dari Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, tanpa adanya gerakan langkah mendesak diawalnya maka asrama mahasiswa Tidore tidak akan pernah ada. Tahun 2010 Fomatika mengadakan kegiatan penggalangan dana asrama. Pada saat itu hampir seluruh pengurus Fomatika dibantu para pendiri dan beberapa mahasiswa Universitas Nuku Tidore mengadakan “saweran” di Kota Tidore Kepulauan. Langkah yang diambil ini berhasil, seluruh warga Tidore antusias membantu dengan menyumbangkan dana mereka untuk asrama mahasiswa Tidore. “Beberapa ibu-ibu di pasar Sarimalaha bahkan menegaskan, ‘awas kalau sumbangan ini kalian sepelekan untuk urusan lain’, mereka berkata seperti itu,” kata Ibrahim Yusuf, Kamis (8/5). Ibrahim Yusuf sendiri di masa kepemimpinan Fomatika Jakarta tahun 2010 diangkat menjadi ketua Asrama Mahasiswa Tidore. 

Doc Fomatika : Aksi penggalangan dana Asrama di depan Kantor Walikota Tidore, April 2010.


Pengadaan Asrama Mahasiswa Tidore bukan menjadi satu-satunya program Fomatika pada saat itu. Banyak program lainnya yang bahkan lebih mengangkat nama Fomatika Jakarta. Misalnya diadakannya kegiatan Temua Nasional Mahasiswa Tidore se-Indonesia pada tahun 2011. Kegiatan ini berlangsung sukses dan mendapat apresiasi dari hampir seluruh mahasiswa Tidore yang tersebar di Indonesia. Kegiatan ini kemudian melahirkan rekomendasi-rekomendasi berharga yang disodorkan untuk Pemerintah Kota Tidore. Namun sayangnya tanpa pengawalan ekstra rekomendasi tersebut hanya menjadi bunga penghias. Kepengurusan Fomatika Jakarta seluruhnya adalah mahasiswa aktif, pengawalan terhadap rekomendasi hasil Temu Nasional Mahasiswa Tidore tidak mudah dilakukan oleh mahasiswa yang aktif kuliah di Jakarta atau pulau Jawa lainnya. Walau tanpa output yang jelas, tapi kegiatan tersebut telah membingkai sebuah ikatan kekeluargaan yang luar biasa di antara seluruh mahasiswa Tidore yang tersebar di Indonesia.

Doc Fomatika : Kegiatan Temu Nasional Mahasiswa Tidore Se Indonesia 2011, tampak Putu Wijaya, Rizal Kapita serta mantan ketua Umum Fomatika Ansar M
Tahun 2013 Fomatika Jakarta melakukan Survei Opini Publik tentang Kinerja Pelayanan Publik Pemerintah Kota Tidore Kepulauan. Survei yang berlangsung dari Maret-April 2013 ini kembali melibatkan mahasiswa Universitas Nuku dan STMIK Kota Tidore Kepulauan. Mahasiswa dari kedua kampus tersebut sebagai peneliti guna mewawancarai masyarakat yang telah dibagi menurut rumus metodelogi penelitian. Kegiatan ini berlangsung sukses. “Dari survei seperti ini kita dapat mengetahui bagaimana pendapat atau opini warga tentang pelayanan publik di Kota Tidore Kepulauan, dan hasilnya sebagian besar warga tidak merasa puas sebenarnya,” ujar Ketua Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Fomatika Jakarta 2010-2014 Naufal Umasangadji kepada Sintesa Jum’at (9/5).

Doc Fomatika : Konfrensi Pers hasil riset opini publik tahun 2013 oleh Ansar, Buchari dan Mustari


 Naufal menambahkan sebenarnya hasil penelitian telah mereka masukan kembali sebagai rekomendasi kepada Pemerintah Kota Tidore dan bahkan sebelumnya telah diadakan konferensi pers tentang hasil penelitian tersebut. “Kami telah mengajukan hasil tersebut sebagai rekomendasi kepada pemerintah. Banyak warga merasa tidak puas terhadap pelayanan, kami berharap tentunya ini penting untuk ditindaklanjuti. Pada saat itu kami juga mengharapkan adanya kinerja pemerintah yang lebih menitikberatkan pada permasalahan pembangunan sarana dan prasarana di Kota Tidore Kepulauan,” tambahnya. Naufal yang baru saja meraih gelar S1 Teknik Arsitektur dari Universitas Muhammadiyah Jakarta ini mengharapkan agar kedepannya Fomatika Jakarta dapat lebih mebangun kerja sama dengan Pemerintah Kota Tidore Kepulauan demi pembangunan masyarakat Tidore.

Pendapat Naufal tersebut menjadi harapan untuk kepengurusan yang baru. Sebagai informasi, pada tanggal 28 April kemarin Fomatika telah melaksanakan Kongres ketiganya. Kongres tersebut mengangkat Mustaiyn Rahmat Agung yang merupakan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta sebagai ketua umum terpilih. Masa kepemimpinan Ansar Muhammad berakhir mulus dan membawa sekian banyak prestasi, tidak hanya bagi individu pengurus tapi juga bagi Tidore, bangsa dan negara. Semua berharap semoga Fomatika kedepannya makin berprestasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar